BTemplates.com

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.
Cute Rocking Baby Monkey

Blogroll

Jumat, 30 Juni 2017

Mengelola Kelas


Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Tren baru dalam manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada kontrol eksternal atas diri murid.

Dalam menganalisis lingkungan kelas,Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya:
  • Kelas adalah multidimensional
  • Aktivitas terjadi secara simultan
  • Hal-hal terjadi secara cepat
  • Kejadian sering tidak bisa diprediksi
  • Hanya ada sedikit privasi
  • Kelas punya sejarah.

Kelas yang ramai dan kompleks dapat menimbulkan kekacauan dan masalah jika kelas tidak dikelola dengan efektif. Salah satu kunci untuk mengelola kompleksitas adalah mengelola hari-hari pertama dan minggu-minggu awal masa sekolah secara cermat dan hati-hati. Dahulu, sekolah menekankan pada disiplin, kini, yang ditekankan adalah cara mengembangkan dan memelihara lingkungan kelas yang positif yang mendukung pembelajaran. Ini menggunakan strategi proaktif preventif, bukan menggunakan taktik disipliner reaktif. Para peneliti di bidang psikologi pendidikan senantiasa menemukan bahwa guru yang membimbing dan menata kegiatan kelas secara kompeten jauh lebih efektif ketimbang guru yang hanya menekankan pada disiplin (Brophy, 1996).

Manajemen kelas yang efektif memiliki tujuan membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.

Ketika memikirkan tentang manajemen kelas yang efektif, guru yang tidak berpengalaman terkadang mengabaikan lingkungan fisik. Desain lingkungan fisik kelas adalah lebih dari sekadar penataan barang di kelas.
Berikut ini empat prinsip dasar yang dapat dipakai untuk menata kelas (Evertson, Emmer, & Worsham, 2003):
  • Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang
  • Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua murid
  • Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
  • Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.


Penataan Kelas
Dalam melakukan penataan pada fisik kelas, pertanyaan sebelumnya adalah tipe aktivitas pengajaran seperti apa yang akan diterima murid (seluruh kelas, kelompok kecil, tugas individual, dll).
Dalam penataan kelas standar, ada lima variasi susunan kursi kelas:
  • Gaya auditorium, gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
  • Gaya tatap muka, gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
  • Gaya off-set, gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
  • Gaya seminar, gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
  • Gaya Klaster, gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.

Berikut ini langkah-langkah mendesain kelas:
  • Petimbangkan apa aktivitas yang akan dilakukan murid.
  • Buat gambar rencana tata ruang.
  • Libatkan murid dalam perencanaan tata ruang kelas.
  • Cobalah rancangkan dan bersikaplah fleksibel dalam mendesainnya.

Strategi umum dalam menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran antara lain:
  • Menggunakan gaya otoritatif. Adalah gaya yang restriktif dan punitif.
  • Menggunakan gaya permisif. Memberi banyak otonomi pada murid tetapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.

Berikut ini kita akan fokus pada beberapa perbedaan antara manajer kelompok kelas yang efektif dan tidak efektif. Manajer kelas yang efektif:
  • Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”.
  • Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif.
  • Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran.
  • Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.

Tes Standar


Tes Standar adalah tes yang mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.

Tes standar memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
  • Memberikan informasi tentang kemajuan murid
  • Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid
  • Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus
  • Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi
  • Membantu administrator mengevaluasi program
  • Memberikan akuntabilitas

Perhatian terhadap akuntabilitas telah memunculkan tes berbasis standar dan tes berisiko tinggi. Tes berbasis standar  adalah tes yang menilai kemampuan/keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau kelulusannya. Sedangkan tes berisiko tinggi adalah menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid, memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.

Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar
Kriteria paling penting untuk mengevaluasi tes standar adalah norma, validitas, reliabilitas, dan keadilan.

Kelompok norma adalah kelompok dari individu yang sama sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji.

Validitas adalah sejauh mana sebuah tes mengukur apa-apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak. Dari sefi karakteristik tes itu sendiri, ada tiga tipe validitas, yaitu validitas isi, validitas kriteria dan validitas konstruk. Validitas isi adalah kemampuan tes untuk mencakup sampel (to sampel) isi yang hendak di ukur. Validitas kriteria adalah kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kriteria lain. Validitas kriteria dapat bersifat concurrent dan predictive. Concurrent validity adalah relasi antara nilai tes dengan kriteria lain yang ada saat ini sedangkan predictive validity adalah relasi antara nilai tes dengan kinerja masa depan murid. Validitas konstruk (construct validity) adalah sejauh mana ada bukti bahwa sebuah tes mengukur konstruk tertentu. Sebuah konstruk adalah ciri atau karakteristik yang tidak bisa di lihat dari seseorang, seperti inteligensi, gaya belajar, personalitas, atau kecemasan.

Reliabilitas adalah sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi. Reliabilitas dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain test-retest reliability, alternate-forms reliability, split-half reliability.
  • Test-retest reliability adalah sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa di beri tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda.
  • Alternate-forms reliability, reliabilitas ditentukan dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes yang sama pada dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan mengamati seberapa konsistenkah skornya.
  • Split-half reliability adalah reliabilitas yang dinilai dengan membagi item tes menjadi dua bagian seperti item bernomor genap dan ganjil. Nilai pada dua set item itu dibandingkan guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua situasi.

Keadilan. Tes yang adil adalah tes yang tidak bias (unbiased) dan tidak diskriminatif.  Tes itu tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gender, etnis, atau faktor subjektif seperti bias penilai.

Tes Kecakapan dan Prestasi
Ada dua tipe utama tes standar: tes kecakapan (aptitude) dan tes prestasi (achievement).

Tes kecakapan  adalah tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut. Tes kecakapan ini mencakup tes kemampuan mental umum seperti tes kecerdasan (Stanford-Binet, Wechsler Scales).

Tes prestasi adalah tes yang dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid. Namun, perbedaan antara kedua tersebut terkadang kabur. Scholastic Assesment Test (SAT) yang akan dijalani saat masuk perguruan tinggi biasanya dideskripsikan sebagai tes kecakapan, namun SAT dapat menjadi tes kecakapan atau tes prestasi tergantung pada tujuan penggunaanya. Apabila tes ini dipakai untuk memprediksi kesuksesan seseorang di universitas, maka ia berupa tes kecakapan. Jika dipakai untuk menilai apa yang telah seseorang pelajari, maka ia adalah tes prestasi.

Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
Ada sejumlah tipe tes prestasi standar. Salah satu cara umum untuk mengklasifikasikannya adalah sebagai survey batteries, specific subject tests, atau diagnostic tests.
  • Survey Batteries adalah sekelompok tes pokok persoalan individual yang didesain untuk murid level tertentu. Survey batteries adalah tes standar yang banyak digunakan. Beberapa baterai yang umum adalah tes California Achievement, Terra Nova Comprehensive Test for Basic Skills, Iowa Tests of Basic Skills, Metropolititan Achievement Tests, dan Stanford Achievement Test Series.
  • Tes untuk Subjek Spesifik. Beberapa tes prestasi standar dimaksudkan untuk menilai keahlian di bidang tertentu seperti membaca atau matematika. Tes ini biasanya menilai suatu keahlian secara lebih mendetail dan ekstensif ketimbang survey battery. Dua contoh tes area spesifik untuk bidang membaca adalah Woodcock Reading Mastery Test dan Gates-Mckillop-Horowitz Reading Diagnostic Test.
  • Tes Diagnostik. Diagnosis adalah fungsi penting dari tes standar. Diagnostic testing terdiri dari evaluasi area pembelajaran spesifik secara relatif mendalam. Tujuannya adalah menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik dari murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui instruksi reguler atau remedial.



Rabu, 28 Juni 2017

Pelajar Yang Tidak Biasa


Pelajar yang tidak biasa adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan.
Berikut pengelompokan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut:
  • Gangguan indra (sensory)
  • Gangguan fisik
  • Retardasi mental
  • Gangguan bicara dan bahasa
  • Gangguan belajar (learning disorder)
  • Attention deficit hyperactivity disorder
  • Gangguan emosional dan perilaku

Gangguan Indra
Anak-anak yang menderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 apabila dibantu lensa korektif. Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar-besar atau dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang “buta secara edukasional” (educationally blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.

Gangguan Pendengaran
Anak yang tuli sejak lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari 2 kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).

Gangguan Fisik
Gangguan fisik anak antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cedera diotak (cerebral palsy), dan gangguan kejang-kejang (seizure). Gangguan ortopedik, biasanya berupa keterbatasan gerakatau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Gangguan ini bisa disebabkan oleh problem prenatal, problem perinatal, atau karena penyakit atau kecelakaan saat anak-anak.

  • Cerebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas, yang umumnya disebabkan kekurangan oksigen saat kelahiran.
  • Gangguan kejang-kejang. Jenis yang paling sering dijumpai adalah epilepsi, gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang. Dalam bentuk paling umum, yang dinamakan absent seizures, anak mengalami kejang-kejang dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik), tetapi bisa terjadi beberapa kali sampai seratus kali dalam sehari.

Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia sebaya yang ditandai dengan rendahnya tingkat kecerdasan dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.

Klasifikasi dan Tipe Retardasi Mental
Tipe Retardasi Mental
Rentang IQ
Persentase
Ringan
55-70
89
Moderate
40-54
6
Berat
25-39
4
parah
<25
1

Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak.
  • Faktor genetik : Down Syndrome, Fragile X Syndrome
  • Kerusakan orak : dapat diakibatkan oleh bermacam-macam infeksi atau karena faktor kerusakan lingkungan luar.

Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan dalam bicara:
  1. Gangguan artikulasi, adalah masalah dalam pengucapan suara secara benar.
  2. Gangguan suara, tampak dalam ucapan yang tidak jelas, terlalu kencang, terlalu tinggi, atau terlalu rendah.
  3. Gangguan kefasihan, biasanya dinamakan gagap.

Gangguan dalam bahasa mencakup 3 kesulitan, (1) sulit menyusun pertanyaan; (2) sulit memahami dan mengikuti perintah lisan; (3) sulit mengikuti percakapan.
  1. Bahasa reseptif, adalah penerimaan dan pemahaman atas bahasa. Anak penderita gangguan bahasa reseptif akan sulit menerima informasi.
  2. Bahasa ekspresif, berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain. Anak yang menderita gangguan bahasa ekspresif sulit memberi tanggapan atau mengekspresikan pendapatnya.

Ketidakmampuan Belajar
Learning Disability atau ketidakmampuan belajar adalah ketidakmampuan dimana anak: (1) punya intelejensi normal atau di atas rata-rata; (2) kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran; dan (3) tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.

Bidang paling umum yang menjadi masalah bagi anak dengan ketidakmampuan belajar adalah pelajaran membaca, bahasa tulis, dan matematika. Dyslexia adalah kerusakan parah dalam kemampuan untuk membaca dan mengeja.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder
ADHD adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya, kurang perhatian, hiperaktif dan impulsif. Anak yang kurang perhatian (inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas. Anak hiperaktif menunjukkan level aktivitas fisik yang tinggi. Anak impulsif sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak tanpa pikir panjang.

Gangguan Perilaku dan Emosional
Gangguan perilaku dan emosional terdiri dari problem serius dan terus menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
Ada bermacam-macam istilah untuk mendeskripsikan gangguan emosional dan perilaku, antara lain emotional disturbances, behavior disorders, dan maladjusted children.