BTemplates.com

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.
Cute Rocking Baby Monkey

Blogroll

Jumat, 30 Juni 2017

Mengelola Kelas


Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Tren baru dalam manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada kontrol eksternal atas diri murid.

Dalam menganalisis lingkungan kelas,Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya:
  • Kelas adalah multidimensional
  • Aktivitas terjadi secara simultan
  • Hal-hal terjadi secara cepat
  • Kejadian sering tidak bisa diprediksi
  • Hanya ada sedikit privasi
  • Kelas punya sejarah.

Kelas yang ramai dan kompleks dapat menimbulkan kekacauan dan masalah jika kelas tidak dikelola dengan efektif. Salah satu kunci untuk mengelola kompleksitas adalah mengelola hari-hari pertama dan minggu-minggu awal masa sekolah secara cermat dan hati-hati. Dahulu, sekolah menekankan pada disiplin, kini, yang ditekankan adalah cara mengembangkan dan memelihara lingkungan kelas yang positif yang mendukung pembelajaran. Ini menggunakan strategi proaktif preventif, bukan menggunakan taktik disipliner reaktif. Para peneliti di bidang psikologi pendidikan senantiasa menemukan bahwa guru yang membimbing dan menata kegiatan kelas secara kompeten jauh lebih efektif ketimbang guru yang hanya menekankan pada disiplin (Brophy, 1996).

Manajemen kelas yang efektif memiliki tujuan membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.

Ketika memikirkan tentang manajemen kelas yang efektif, guru yang tidak berpengalaman terkadang mengabaikan lingkungan fisik. Desain lingkungan fisik kelas adalah lebih dari sekadar penataan barang di kelas.
Berikut ini empat prinsip dasar yang dapat dipakai untuk menata kelas (Evertson, Emmer, & Worsham, 2003):
  • Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang
  • Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua murid
  • Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
  • Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.


Penataan Kelas
Dalam melakukan penataan pada fisik kelas, pertanyaan sebelumnya adalah tipe aktivitas pengajaran seperti apa yang akan diterima murid (seluruh kelas, kelompok kecil, tugas individual, dll).
Dalam penataan kelas standar, ada lima variasi susunan kursi kelas:
  • Gaya auditorium, gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
  • Gaya tatap muka, gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
  • Gaya off-set, gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
  • Gaya seminar, gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
  • Gaya Klaster, gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.

Berikut ini langkah-langkah mendesain kelas:
  • Petimbangkan apa aktivitas yang akan dilakukan murid.
  • Buat gambar rencana tata ruang.
  • Libatkan murid dalam perencanaan tata ruang kelas.
  • Cobalah rancangkan dan bersikaplah fleksibel dalam mendesainnya.

Strategi umum dalam menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran antara lain:
  • Menggunakan gaya otoritatif. Adalah gaya yang restriktif dan punitif.
  • Menggunakan gaya permisif. Memberi banyak otonomi pada murid tetapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.

Berikut ini kita akan fokus pada beberapa perbedaan antara manajer kelompok kelas yang efektif dan tidak efektif. Manajer kelas yang efektif:
  • Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”.
  • Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif.
  • Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran.
  • Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.

Tes Standar


Tes Standar adalah tes yang mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.

Tes standar memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
  • Memberikan informasi tentang kemajuan murid
  • Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid
  • Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus
  • Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi
  • Membantu administrator mengevaluasi program
  • Memberikan akuntabilitas

Perhatian terhadap akuntabilitas telah memunculkan tes berbasis standar dan tes berisiko tinggi. Tes berbasis standar  adalah tes yang menilai kemampuan/keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau kelulusannya. Sedangkan tes berisiko tinggi adalah menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid, memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.

Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar
Kriteria paling penting untuk mengevaluasi tes standar adalah norma, validitas, reliabilitas, dan keadilan.

Kelompok norma adalah kelompok dari individu yang sama sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji.

Validitas adalah sejauh mana sebuah tes mengukur apa-apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak. Dari sefi karakteristik tes itu sendiri, ada tiga tipe validitas, yaitu validitas isi, validitas kriteria dan validitas konstruk. Validitas isi adalah kemampuan tes untuk mencakup sampel (to sampel) isi yang hendak di ukur. Validitas kriteria adalah kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kriteria lain. Validitas kriteria dapat bersifat concurrent dan predictive. Concurrent validity adalah relasi antara nilai tes dengan kriteria lain yang ada saat ini sedangkan predictive validity adalah relasi antara nilai tes dengan kinerja masa depan murid. Validitas konstruk (construct validity) adalah sejauh mana ada bukti bahwa sebuah tes mengukur konstruk tertentu. Sebuah konstruk adalah ciri atau karakteristik yang tidak bisa di lihat dari seseorang, seperti inteligensi, gaya belajar, personalitas, atau kecemasan.

Reliabilitas adalah sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi. Reliabilitas dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain test-retest reliability, alternate-forms reliability, split-half reliability.
  • Test-retest reliability adalah sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa di beri tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda.
  • Alternate-forms reliability, reliabilitas ditentukan dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes yang sama pada dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan mengamati seberapa konsistenkah skornya.
  • Split-half reliability adalah reliabilitas yang dinilai dengan membagi item tes menjadi dua bagian seperti item bernomor genap dan ganjil. Nilai pada dua set item itu dibandingkan guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua situasi.

Keadilan. Tes yang adil adalah tes yang tidak bias (unbiased) dan tidak diskriminatif.  Tes itu tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gender, etnis, atau faktor subjektif seperti bias penilai.

Tes Kecakapan dan Prestasi
Ada dua tipe utama tes standar: tes kecakapan (aptitude) dan tes prestasi (achievement).

Tes kecakapan  adalah tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut. Tes kecakapan ini mencakup tes kemampuan mental umum seperti tes kecerdasan (Stanford-Binet, Wechsler Scales).

Tes prestasi adalah tes yang dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid. Namun, perbedaan antara kedua tersebut terkadang kabur. Scholastic Assesment Test (SAT) yang akan dijalani saat masuk perguruan tinggi biasanya dideskripsikan sebagai tes kecakapan, namun SAT dapat menjadi tes kecakapan atau tes prestasi tergantung pada tujuan penggunaanya. Apabila tes ini dipakai untuk memprediksi kesuksesan seseorang di universitas, maka ia berupa tes kecakapan. Jika dipakai untuk menilai apa yang telah seseorang pelajari, maka ia adalah tes prestasi.

Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
Ada sejumlah tipe tes prestasi standar. Salah satu cara umum untuk mengklasifikasikannya adalah sebagai survey batteries, specific subject tests, atau diagnostic tests.
  • Survey Batteries adalah sekelompok tes pokok persoalan individual yang didesain untuk murid level tertentu. Survey batteries adalah tes standar yang banyak digunakan. Beberapa baterai yang umum adalah tes California Achievement, Terra Nova Comprehensive Test for Basic Skills, Iowa Tests of Basic Skills, Metropolititan Achievement Tests, dan Stanford Achievement Test Series.
  • Tes untuk Subjek Spesifik. Beberapa tes prestasi standar dimaksudkan untuk menilai keahlian di bidang tertentu seperti membaca atau matematika. Tes ini biasanya menilai suatu keahlian secara lebih mendetail dan ekstensif ketimbang survey battery. Dua contoh tes area spesifik untuk bidang membaca adalah Woodcock Reading Mastery Test dan Gates-Mckillop-Horowitz Reading Diagnostic Test.
  • Tes Diagnostik. Diagnosis adalah fungsi penting dari tes standar. Diagnostic testing terdiri dari evaluasi area pembelajaran spesifik secara relatif mendalam. Tujuannya adalah menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik dari murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui instruksi reguler atau remedial.



Rabu, 28 Juni 2017

Pelajar Yang Tidak Biasa


Pelajar yang tidak biasa adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan.
Berikut pengelompokan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut:
  • Gangguan indra (sensory)
  • Gangguan fisik
  • Retardasi mental
  • Gangguan bicara dan bahasa
  • Gangguan belajar (learning disorder)
  • Attention deficit hyperactivity disorder
  • Gangguan emosional dan perilaku

Gangguan Indra
Anak-anak yang menderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 apabila dibantu lensa korektif. Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar-besar atau dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang “buta secara edukasional” (educationally blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.

Gangguan Pendengaran
Anak yang tuli sejak lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari 2 kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).

Gangguan Fisik
Gangguan fisik anak antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cedera diotak (cerebral palsy), dan gangguan kejang-kejang (seizure). Gangguan ortopedik, biasanya berupa keterbatasan gerakatau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Gangguan ini bisa disebabkan oleh problem prenatal, problem perinatal, atau karena penyakit atau kecelakaan saat anak-anak.

  • Cerebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas, yang umumnya disebabkan kekurangan oksigen saat kelahiran.
  • Gangguan kejang-kejang. Jenis yang paling sering dijumpai adalah epilepsi, gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang. Dalam bentuk paling umum, yang dinamakan absent seizures, anak mengalami kejang-kejang dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik), tetapi bisa terjadi beberapa kali sampai seratus kali dalam sehari.

Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia sebaya yang ditandai dengan rendahnya tingkat kecerdasan dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.

Klasifikasi dan Tipe Retardasi Mental
Tipe Retardasi Mental
Rentang IQ
Persentase
Ringan
55-70
89
Moderate
40-54
6
Berat
25-39
4
parah
<25
1

Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak.
  • Faktor genetik : Down Syndrome, Fragile X Syndrome
  • Kerusakan orak : dapat diakibatkan oleh bermacam-macam infeksi atau karena faktor kerusakan lingkungan luar.

Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan dalam bicara:
  1. Gangguan artikulasi, adalah masalah dalam pengucapan suara secara benar.
  2. Gangguan suara, tampak dalam ucapan yang tidak jelas, terlalu kencang, terlalu tinggi, atau terlalu rendah.
  3. Gangguan kefasihan, biasanya dinamakan gagap.

Gangguan dalam bahasa mencakup 3 kesulitan, (1) sulit menyusun pertanyaan; (2) sulit memahami dan mengikuti perintah lisan; (3) sulit mengikuti percakapan.
  1. Bahasa reseptif, adalah penerimaan dan pemahaman atas bahasa. Anak penderita gangguan bahasa reseptif akan sulit menerima informasi.
  2. Bahasa ekspresif, berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain. Anak yang menderita gangguan bahasa ekspresif sulit memberi tanggapan atau mengekspresikan pendapatnya.

Ketidakmampuan Belajar
Learning Disability atau ketidakmampuan belajar adalah ketidakmampuan dimana anak: (1) punya intelejensi normal atau di atas rata-rata; (2) kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran; dan (3) tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.

Bidang paling umum yang menjadi masalah bagi anak dengan ketidakmampuan belajar adalah pelajaran membaca, bahasa tulis, dan matematika. Dyslexia adalah kerusakan parah dalam kemampuan untuk membaca dan mengeja.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder
ADHD adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya, kurang perhatian, hiperaktif dan impulsif. Anak yang kurang perhatian (inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas. Anak hiperaktif menunjukkan level aktivitas fisik yang tinggi. Anak impulsif sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak tanpa pikir panjang.

Gangguan Perilaku dan Emosional
Gangguan perilaku dan emosional terdiri dari problem serius dan terus menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
Ada bermacam-macam istilah untuk mendeskripsikan gangguan emosional dan perilaku, antara lain emotional disturbances, behavior disorders, dan maladjusted children.

                                    

Selasa, 11 April 2017

Laporan Hasil Observasi Penerapan Sistem Pembelajaran Fullday School di SD Siti Hajar Islamic School


LAPORAN HASIL OBSERVASI KELOMPOK 10
Gunawan S                             (16-167)
Chyntia Theresia Ginting        (16-168)
Giovanni Paulo A. Sipayung (16-172)
Annisa Yunlinanda                 (16-174)
Warda Tina Sofia                    (16-170)
Khairunnisa Anggita Rizqi     (16-175)
Marsha Dwi                           (16-214)
TOPIK : Konsep Pembelajaran serta Manajemen Kelas pada Pendidikan Sekolah Dasar
JUDUL: Penerapan Sistem Pembelajaran Fullday School di SD Siti Hajar Islamic School

1.     PENDAHULUAN
1.1.Sejarah dan Latar Belakang Fullday School
Fullday School berasal dari bahasa Inggris. Full artinya penuh, day artinya hari, sedangkan school artinya sekolah. Jadi dapat disimpulkan bahwa fullday school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari pagi sampai sore hari. Umumnya sekolah yang menyelenggarakan pendidikan full day school dimulai 07.00 sampai 16.00. Hal yang diutamakan dalam Fullday School adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman.
Dengan demikian, sistem full day school adalah komponen- komponen yang disusun dengan teratur dan baik untuk menunjang proses pendewasaan peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan waktu di sekolah yang lebih panjang atau lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada umumnya.
1.2.Sistem Pembelajaran Full Day School
Full Day School menerapkan suatu konsep dasar “Integrated Activity” dan “Integrated-Curriculum”. Model ini yang membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dalam Full Day School semua program dan kegiatan siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah, dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Titik tekan pada Full Day School adalah siswa selalu berprestasi belajar dalam proses pembelajaran yang berkualitas yakni diharapkan akan terjadi perubahan positif dari setiap individu siswa sebagai hasil dari proses dan aktivitas dalam belajar.
Adapun prestasi belajar yang dimaksud terletak pada tiga ranah, yaitu:
1) Prestasi yang bersifat kognitif Adapun prestasi yang bersifat kognitif seperti kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, menerapkan, mengamati, menganalisa, membuat analisa dan lain sebagianya.
2) Prestasi yang bersifat afektif Siswa dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat afektif, jika ia sudah bisa bersikap untuk menghargai, serta dapat menerima dan menolak terhadap suatu pernyataan dan permasalahan yang sedang mereka hadapi.
 3) Prestasi yang bersifat psikomotorik Yang termasuk prestasi yang bersifat psikomotorik yaitu kecakapan eksperimen verbal dan nonverbal, keterampilan bertindak dan gerak. Misalnya seorang siswa menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada orang lain, khususnya kepada orang tuanya, maka si anak sudah dianggap mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya.
1.3.Tujuan Pembelajaran Full Day School
Pelaksanaan Fullday school merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun dalam hal moral atau akhlak. Dengan mengikuti full day school, orang tua dapat mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatankegiatan anak yang menjerumus pada kegiatan yang negatif. Salah satu alasan para orangtua memilih dan memasukkan anaknya ke full day school adalah dari segi edukasi siswa.
Full day school selain bertujuan mengembangkan mutu pendidikan yang paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu upaya pembentukan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Jadi tujuan pelaksanaan full day school adalah memberikan dasar yang kuat terhadap siswa dan untuk mengembangkan minat dan bakat serta meningkatkan kecerdasan siswa dalam segala aspeknya.

1.4.Keunggulan dan Kelemahan Full Day School
Dengan adanya full day school membuat anak-anak akan lebih banyak belajar daripada bermain, karena adanya waktu terlibat dalam kelas, hal ini mengakibatkan produktifitas anak tinggi, maka juga mungkin lebih dekat dengan guru.
1.4.1. Keunggulan sistem full day school antara lain:
a.  Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya pendidikan utuh. Benyamin S. Blom menyatakan bahwa sasaran (objektivitas) pendidikan meliputi tiga bidang yakni kognitif, afektif dan psikomotorik..
b. Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya intensifikasi dan efektivitas proses edukasi. Intensifikasi adalah     proses pendidikan dalam arti siswa lebih mudah diarahkan dan dibentuk sesuai dengan misi dan orientasi lembaga bersangkutan, sebab aktivitas siswa lebih mudah terpantau karena sejak awal sudah diarahkan.
c. Sistem full day school merupakan lembaga yang terbukti efektif dalam mengaplikasikan kemampuan siswa dalam segala hal, proses kognitif, afektif maupun psikomotorik dan juga kemampuan bahasa asing.
1.4.1. Keunggulan sistem full day school antara lain
Namun demikian, sistem pembelajaran model full day school ini tidak terlepas dari kelemahan atau kekurangan antara lain:
a. Sistem full day school acapkali menimbulkan rasa bosan pada siswa. Sistem pembelajaran dengan pola full day school membutuhkan kesiapan baik fisik, psikologis, maupun intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan pembelajaran yang padat dan penerapan sanksi yang konsisten dalam batas tertentu akan meyebabkan siswa menjadi jenuh. Namun bagi mereka yang telah siap, hal tersebut bukan suatu masalah, tetapi justru akan mendatangkan keasyikan tersendiri, oleh karenanya kejelian dan improvisasi pengelolaan dalam hal ini sangat dibutuhkan. Keahlian dalam merancang full day school sehingga tidak membosankan.
b.  Sistem full day school memerlukan perhatian dan kesungguhan manajemen bagi pengelola, agar proses pembelajaran pada lembaga pendidikan yang berpola full day school berlangsung optimal, sangat dibutuhkan perhatian dan curahan pemikiran terlebih dari pengelolaannya, bahkan pengorbanan baik fisik, psikologis, material dan lainnya. Tanpa hal demikian, full day school tidak akan mencapai hasil optimal bahkan boleh jadi hanya sekedar rutinitas yang tanpa makna.
Dengan diterapkanya sistem full day school diharapkan peserta didik dapat memperoleh:
a. Pendidikan umum yang antisipatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
b. Pendidikan keAgamaan  (Kitab Suci, Hukum Agama, dan wawasan lain) secara layak dan proposional
c. Pendidikan kepribadian yang antisipatif terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi
d. Potensi anak tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler
e. Pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi seminimal mungkin kerena waktu pendidikan anak di sekolah lebih lama, terencana dan terarah
g. Anak mendapatkan pelajaran dan bimbingan ibadah praktis.











2.     PELAKSANAAN
1.     Jadwal Pelaksanaan Observasi
1.1.      PENJELASAN DESKRIPSI SEKOLAH
Nama Sekolah                                     : SD Siti Hajar Islamic Full Day School
Alamat                                                : Jalan Jamin Ginting KM. 11, Paya Bundung, Kel.Simpang Selayang, Kec. Medan Tuntungan, Simpang Selayang, Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara 20135
Uang Sekolah                                      :  Rp. 660.000
Website                                               :  www.sitihajarschool.org
1.2.      URAIAN AKTIVITAS SEKOLAH
JADWAL KEGIATAN SDIT SITI HAJAR ISLAMIC FULL DAY SCHOOL
Senin – Jumat pada pukul 07.25 s/d 16.30 WIB
WAKTU
KEGIATAN
07.25 – 07.30
Bel Masuk dan Persiapan Pembelajaran
07.30 – 08.30
Greeting : Iqro’ &Tahfidz
08.30 – 09.25
ShalatDhuha, Snack &Istirahat
09.25 – 12.20
Pembelajaran
12.20 – 13.45
ShalatZuhur, Makan Siang &Istirahat
13.45 – 14.45
Pembelajaran
14.45 – 15.00
Juice Time
15.00 – 16.00
Pembelajaran
16.00 – 16.30
ShalatAshar, Tadarus (Kelas 4 s/d 6)
16.30
Pulang


1.3.       URAIAN AKTIVITAS OBSERVASI
1.      Hari/Tanggal Pelaksanaan : Senin, 27 Maret 2017
2.      Waktu Pelaksanaan                       : 13.00 WIB – 16.00 WIB
3.      Objek Observasi                            : Kelas I C SD Siti Hajar
                                                              Kelas VI A SD Siti Hajar
                                                              Syifa & Abi (Murid kelas I C yang di wawancarai)
4.      Metode                                          : Observasi, Games, dan Wawancara
5.      Pembagian Tugas                          : Gunawan S                           (Pengamat, Narator)
  Chyntia Theresia Ginting      (Pengamat, Narator)
  Giovanni Paulo A. Sipayung (Pengamat, Dokumentasi)
  Annisa Yunlinanda               (Pengamat, Notulen)
  Warda Tina Sofia                  (Pengamat, Notulen)
  Khairunnisa Anggita Rizqi   (Pengamat, Dokumentasi)
  Marsha Dwi                         (Pengamat, Notulen)
JADWAL PELAKSANAAN OBSERVASI
Tanggal/ Hari
Kegiatan
12 Maret 2017
Diskusi pemilihan topik perencanaan kegiatan dan metode yang digunakan
14 Maret 2017
Pembuatan surat izin ke fakultas
17 Maret 2017
Permohonan surat izin ke fakultas
21 Maret 2017
Permohonan surat izin ke SD Siti Hajar Medan
27 Maret 2017
Pelaksanaan Observasi
7 April 2017
Evaluasi Observasi
11 April 2017
Posting di blog


KEGIATAN SELAMA PELAKSANAAN OBSERVASI, 27 Maret 2017
Waktu
Kegiatan
13.00
Tiba di lokasi pengamatan
13.00-14.00
Konfirmasi dengan pihak sekolah mengenai kelas mana saja yang di izinkan untuk di observasi
14.00-14.30
Masuk ke dalam ruangan kelas I C lalu kami mengamati proses KBM di dalam kelas tersebut
14.30-14.50
Memberikan games kepada adik-adik berupa pertanyaan seperti perhitungan, sambung ayat juz amma lalu memberikan reward berupa permen dan makanan ringan
14.50-15.00
Berfoto bersama murid dan pihak pengajar di kelas I C



15.00-15.10
Mengikuti murid melaksanakan “juice time”’

15.10-15.30
Mewawancarai murid perwakilan dari kelas I C tentang penerapan full day school
15.30-15.55
Masuk ke dalam ruangan kelas VI A lalu kami mengamati proses KBM di dalam kelas tersebut


15.55-16.00






Berfoto bersama murid dan pihak pengajar di kelas VI A
16.00-16.30




Sayonara dan berfoto bersama Kepala Sekolah SD Siti Hajar









2.     Hasil Observasi
A.    SISTEM PEMBELAJARAN
Pada penerapan system pembelajaran fullday school ini, Guru- guru di SD Siti Hajar menyampaikan materi dengan tepat, efektif dan juga kreatif sangat di butuhkan dalam sistem pembelajaran dewasa ini. Di sekolah ini, Guru menggunakan metode alat peraga dalam menjelaskan materi pembelajaran. Contohnya, Guru menggunakan kelereng dan miniatur timbangan untuk menjelaskan mata pelajaran matematika. Di sini, anak-anak juga diajarkan mengucapkan doa (bismillah) sebelum mereka mengerjakan soal atau memulai kegiatan lainnya. Sekolah memfasilitasi murid dengan Guru yang berpengalaman dan profesional. Terlihat dari bagaimana mereka menguasai bahasa inggris dalam interaksi di kelas dengan murid, juga cara-cara kreatif dalam memberi pengarahan dan penjelasan tentang materi yang akan di ajarkan setiap harinya.
Dalam pembelajaran, di sekolah dasar khususnya, pemberian hadiah atau reward adalah hal yang penting untuk di perhatikan. Sistem pembelajaran di sekolah ini, akan memberikan hadiah berupa pin pintar untuk anak-anak yang berprestasi di dalam kelas. Pin pintar ini akan diberikan pada tiga murid yang mampu menjawab soal atau pertanyaan secara lisan maupun tulisan dengan benar dan cepat. Reward seperti ini merupakan penguatan positif yang dilakukan agar murid- murid dapat termotivasi untuk lebih aktif dalam pembelajaran, tidak hanya untuk mengharapkan sebuah reward sebagai imbalan, tetapi menganggap hal tersebut sebagai proses pembelajaran.

B.     STRUKTUR KELAS
Manajemen atau struktur kelas dalam penerapan sistem pembelajaran fullday school adalah sebagai berikut:
·         Guru dapat berinteraksi dengan murid, dengan bergerak bebas ke meja murid untuk melihat dan mengontrol pekerjaan para murid.
·         Media pembelajaran yang lengkap, terdapat printer dan laptop, dan papan tulis yang dapat dijangkau.
·         Kelas yang bersih.
·         Suhu ruangan kelas stabil.
·         Terdapat loker atau tempat penyimpanan di dalam kelas.
·         Di dinding kelas banyak terdapat prakarya yang dibuat oleh murid-murid.
·         Gaya penataan kelas berubah setiap minggu, agar para siswa tidak bosan dan mengenal teman-temannya yang lain.
·         Ruangan kelas mendapatkan pencahayaan yang cukup.










                                                                                                   
3.     EVALUASI OBSERVASI
Hal yang membuat kami tertarik untuk mengobservasi sekolah ini disebabkan oleh sistem pembelajaran yang unik, Fullday School. Hal yang kami observasi adalah bagaimana bentuk manajemen kelas, konsep belajar, dan instruksi pembelajaran yang digunakan guru. Penyerahan surat izin kepada sekolah yang bersangkutan menjadi halangan bagi kami karena surat baru diterima sehari sebelum pelaksanaan observasi.
Perencanaan yang sudah disusun tidak berjalan dengan lancar karna berbagai hambatan yang muncul. Awalnya kami ingin memberikan beberapa materi kepada siswa- siswi peserta didik. Tetapi karena waktu yang sangat singkat, membuat kami hanya memberikan beberapa games untuk menambah siswa- siswi peserta didik menjadi lebih bersemangat dalam menerima pelajaran.
Suasana yang tidak kondusif juga menjadi penghalang bagi kami dalam melakukan observasi. Anak- anak yang cenderung memiliki rasa ingin tahu, lebih mendekati kami daripada guru yang sedang mengajar di depan. Walaupun demikian, suasana kelas masih berjalan dengan aktif karena sistem pembelajaran yang diberikan guru tidak membuat murid mudah bosan.










Testimoni Anggota Kelompok
Annisa Yunlinanda (16-174)
Saya berterima kasih kepada pikan pengajar yang telah mengadakan tugas observasi ini karena tugas ini merupakan tugas yang sangat menyenangkan, menantang, dan bermanfaat bagi Saya karena baru pertama kali Saya alami.Saya rasa menyenangkan karena dapat berinteraksi dengan adik-adik yang pintar dan lucu-lucu, dan pihak pengajar yang ramah dan baik.Saya rasa menantang karena dalam observasi ini melatih Saya berkomunikasi dengan orang banyak yaitu murid-murid SD Siti Hajar.Saya rasa bermanfaat karena Saya dapat mengetahui sistem pembelajaran yang sebelumnya belum Saya ketahui, cara bagaimana menghadapi anak-anak, melatih kemampuan bicara lebih baik lagi, dll.
Giovanni Paulo (16-172)
Hal pertama yang saya rasakan saat sampai di sekolah tersebut adalah bingung. Awalnya saya tidak tahu harus berbuat apa untuk observasi ini. Saya hanya memulai dengan mendokumentasikan kegiatan- kegiatan dalam observasi seperti games, proses belajar mengajar, wawancara dan pemberian reward. Seiring berjalannya kegiatan observasi, saya merasa lebih mendekatkan diri dengan anak- anak dan membuat saya lebih akrab dengan mereka. Suasana kelas yang sejuk membuat saya tidak cepat merasa bosan jika berada di dalam kelas. Saya juga bisa menambah pengalaman saya dalam mengobservasi kegiatan orang lain, dan membandingkannya dengan hal psikologi yang saya dapatkan dibangku perkuliahan.
Chyntia Ginting (16-168)
Menurut saya, observasi yang kami laksanakan kemarin sangat menyenangkan, terlebih ketika bermain dengan adik- adik di kelas I C, tetapi kurang menyenangkan bermain di kelas VI A. Hal ini membuat saya lebih tertarik untuk mendalami mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Marsha Dwi A. (16-214)
Testimoni dari saya, saya merasa sangat senang bisa bermain dan berkenalan dengan adik- adik di SD Siti Hajar, terkhusus di kelas I C, kedatangan kami disambut dengan baik oleh anak- anak dan para guru yang mengajar, dan saya juga dapat melihat langsung apa yang sebenarnya yang saya pelajari dari mata kuliah Psikologi Pendidikan
Warda Tina Sofia (16-170)
Menurut saya, observasi yang saya lakukan dengan kelompok ini sangat bermanfaat dan menyenangkan. Melalui Observasi ini, saya mendapatkan banyak pelajaran bermanfaat terutama bagaimana pola pengajaran yang dilakukan ketika seorang anak sekolah satu harian  (Fullday School)
Khairunnisa Anggita (16-175)
Hari senin kemarin adalah pengalaman pertama saya melakukan observasi. Saya dan teman-teman melakukan observasi di Sekolah Dasar Islam Terpadu "Siti Hajar" yang berlokasi di Jl. Jamin Ginting. Pada saat kami datang, kami berbincang-bincang sebentar dengan kepala sekolah lalu kami diantar ke kelas. Kami disambut hangat oleh murid-murid, dan hal ini membuat rasa lelah kami hilang.
Kami melihat langsung pembelajaran dan manajemen kelas disana. Anak-anak disana adalah anak yang aktif, dan termotivasi dengan baik, mereka dengan giat langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sekolah Siti Hajar adalah Sekolah Full Day School, saya pun penasaran apakah adik-adik ini tidak malas dan capek bersekolah sampai sore. Saya pun bertanya hampir kepada semua murid di kelas dan tidak ada yang menjawab mereka lelah, mereka malah berkata mereka senang bersekolah sampai sore dan tidak pernah bosan. Sungguh hal yang harusnya dicontoh, karena saya saja yang hanya kuliah beberapa jam sering merasa capek dan malas untuk kuliah hehehehe. Setelah selesai mengobservasi, kami memberi snack kepada mereka sebagai ucapan terimakasih sudah dibolehkan untuk berada di kelas bersama mereka, lalu kami melakukan sesi foto, dan mengucapkan bye-bye kepada mereka.
Jujur, saya sangat senang bertemu dengan adik-adik di SD tersebut. Semoga saja mereka terus rajin belajar agar kelak bisa meraih segala cita-cita yang mereka idamkan dan dapat menjadi orang berguna untuk negara ini. Dan semoga kita bisa bertemu lagi ya, adik-adik!







DAFTAR PUSTAKA